Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Sekian lama aku mengembara mencari cinta.
Terperosok aku dalam kubangan rindu bersulam palsu.
Pedih jiwaku, gersang ragaku.
Tapi aku tak pernah berhenti memadu rindu.
Karena ku tahu cinta sejatimu adalah musim semi dalam jiwaku.
Ya Allah...
Ku harap pengembaraan cintaku membawaku pada sebuah taman.
Menuju ke sana ku lalui dengan tertatih-tatih.
Kadang terpikir olehku untuk menuntaskan jalan itu agar aku segera sampai.
Tapi yang ku temui hanyalah taman yang gersang dan tandus di bawah panasnya terik matahari yang menyiksa jiwaku dan Rabbku.
Telah kupenuhi panggilanMu,
Membawa tubuh ringkih ini melewati jalan yang KAU kehendaki.
Telah ku coba melepas segenap yang aku mampu untuk mengatasi beratnya medan yang menghalang.
Telah ku atasi sedapatnya panasnya hari-hari ku lewati.
Namun, ampuni aku Ya Allah, betapa seringnya hamba bertegun ragu, untuk melanjutkan perjalanan yang panjang ini.
Semuanya memang dikarenakan kelemahan, hati ini yang masih saja berharap mencicipi kenikmatan duniawi.
Kinipun hati yang peragu ini masih di guncang gundah.
Akankah KAU terima buah karya tangan lemah ini?
Akankah KAU hargai, apabila saat ini hatiku masih juga mengharapkan wajah lain selain wajahMu?
Jika masih juga ku nanti senyum lain selain senyumMu.
Juga masih ku dambakan pujian selain dari pujianMu.
Betapa semakin berat persangkaan ku akan kesia-siaan amalanku, jika ku ingat Engkau Maha Pencemburu.
Ya Allah..
Bukan tak ingin aku istiqomah melewati hari-hari.
Bukan tak hendak aku sabar menanti janjiMu.
Namun Rabbi, apakah salah jika aku menyandarkan diri pada dinding lain dalam sebuah bangunan Islam-Mu?
Angkuhkah aku yg lemah ini, Rabbi?
Salahkah aku yg dhoif ini Rabbi?
Namun Rabb, lagi-lagi KAU didik aku dalam kealpaan mimpi semuku.
KAU dekap aku dalam belaian tarbiyah yang telah banyak mengajarkan aku banyak hal.
Tak sanggup ku bendung air mata keharuan atas semua belaian ini.
Karena aku tahu, tidak semua hambaMu KAU Perlakukan sama seperti aku.
Tersibak juga tirai kelam yang senantiasa menyeret langkahku menjauh dariMu, sungguh aku bersyukur atas semua ini.
Aku sadar tidak sama pejuang dengan perintang.
Kembali ku ingat sebuah do'a yang pernah kurenda, tentang sebuah janji yang telah kupatri, tentang azzam yang ku tanam dan juga segala amanahku.
Mengingatnya, semakin deras air mataku mengalir, semakin kuat dan kokoh kakiku melangkah.
Ternyata tanggung jawab besar itu berada di pundakku.
Rabbanaa..
Kuatkan apakah gerangan ini,
Yang mengantarkan kaki ku ke dada pelangi.
Jauh melesat meninggalkan bayang-bayang.
Bergerak bagai awan putih merindukan terang.
Kadangkala kabut pekat yg kutemui, langkah pun seolah terhenti.
Namun aku tidak mau terjebak di dalamnya, sekuat tenaga kucoba berlari, tapi langkah kaki kecilku berpacu dengan nafsu yang menahan jiwaku.
Aku bergumul seorang diri, mulutku berteriak, namun suaraku bersembunyi.
Beruntung aku masih punya nafas, yang bisa ku dendangkan tatkala hatiku sunyi.
Dengan nafas aku berjalan diatas bumi.
Menuntun hamba-hambaMu yang mendambakan cinta sejati.
Rabbi...
Apakah ini jawaban setiap do'a2ku?
Agar Engkau sertakan aku di dalam barisan para salafu sholeh?
Apakah ini jawaban setiap rintihanku, agar Engkau jadikan setiap nikmat yang ada pada diriku sebagai mahar yang akan aku persembahkan padaMu?
Yaa Allah..
Ampuni atas segala kelemahan imanku, bimbing aku melewati jalan orang-orang yang bernyali singa, namun aku cukup arif menyadari Rabb, siapalah aku ini, betapa diri tak layak disejajarkan dengan mereka.
Siapalah aku ini di bandingkan mereka yang senantiasa bersimbah peluh dan debu untuk membuktikan kecintaannya kepadaMu?
Betapa lancangnya aku mengukur diri dg mereka yang menghabiskan malam-malamnya mengharapkan ampunan dan cintaMu.
Ya Rabbanaa..
Kesimpulan dari riak-riak hatiku ini, aku ingin sampaikan terima kasihku kepadaMu.
Walaupun syukur dan taubatku sering mungkir, namun lautan kasih sayang dan ampunanMu kuyakini tak pernah bertepi.
Ya Muhaimin...
Untuk yang kesekian kalinya, ku ucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas segala cinta dan pelabuhan rinduNya.
Engkau adalah musim semi dalam relung jiwaku.
Dalam pangkuanMu, terhimpun seluruh kekuatanku, dengan kekuatan itu tanganku memainkan melodi, mulutku menyanyi lagu syurgawi.
Izinkanlah Ya Allah aku menjadi penyambung cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Ya Allah..
Walaupun aku tak layak mensejajarkan diri, tapi aku ingin katakan, tarbiyah telah merubah diriku, melesat meninggalkan angan-angan hampa, bayang-bayang semu, serta dongeng yang tak memiliki cerita.
Dalam dekapanNya runtuh keangkuhanku, sirna kesombonganku, lenyap sifat jahiliyahku.
Yg ada saat ini bagaimana membentuk diri, seperti yang Engakau kehendaki..
Ya Rabbi...
Di dadaMu kupasrahkan kehidupan, di sana kutemukan kedamaian yang abadi, sujudku yang tak pernah merenggang, jemariku kan terus ku susun, bibirku kan terus bergetar, memohon agar senantiasa Kau beri aku kebahagiaan,
Karena memang hanya diriMu lah sumber kebahagiaan. InsyaALLAH.
Aamiin Ya Rabbal'aalamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar