Senin, 27 Februari 2017

Hak Orang Tua setelah Hak Allah ‘Azza wa Jalla...

Assallamu'allaikum..
Bismillaah was shalatu was salaamu ‘alaa Rasulillaah, amma ba’du...
Ikhwany wa Akhwaty fillaah waffaqaniyallaahu wa iyyakum jami’an, ketahuilah bahwa orang tua memiliki hak terbesar kedua setelah haknya Allah ‘azza wa jalla.

Maknanya adalah bahwa kewajiban seseorang untuk berbakti kepada orang tua menempati urutan kedua setelah kewajiban untuk taat kepada Allah Ta’ala.

Ini menunjukkan akan besarnya dan pentingnya kedudukan orang tua di dalam kehidupan seseorang.
Hal ini tidaklah mengherankan karena orang tua adalah sebab atau perantara lahirnya seseorang di dalam kehidupan dunia ini.

Mereka telah bersusah payah merawatnya sejak dari dalam kandungan sampai setelah dilahirkan. Allah Ta’ala berfirman:وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَالِدَيْكَإِلَيَّ الْمَصِيرُ“Kami perintahkan manusia (untuk berbuat baik) kepada dua orang tuanya.

Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.” [QS Luqman: 14]

Mereka juga telah mencurahkan segenap daya dan upaya mereka di dalam membesarkan si anak agar dia dapat hidup dengan sehat dan selamat sampai dia besar.

Allah Ta’ala berfirman:وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَنِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang tuanya.
Ibunya mengandungnya dengan susah payah, melahirkannya dengan susah payah (pula), dan mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.

Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa: “Wahai Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai.

Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” [QS Al Ahqaf: 15]

Selain itu, mereka adalah orang yang pertama sekali mencintai dan menyayangi dia sebelum orang lain melakukannya.

Dalil tentang Hak Orang Tua setelah Hak AllahDi dalam Islam, Allah dan Rasul-Nya Shallallaahu 'alaihi wa sallaam berkali-kali menyebutkan haknya orang tua setelah menyebutkan haknya Allah ‘azza wa jalla. Allah ta’ala berfirman:وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا“Rabb-mu telah memerintahkan kalian untuk tidak beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua.” [QS Al Isra`: 23]

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” [QS An Nisa`: 36]

Di dalam kedua ayat ini, Allah mengawali perintah kepada hamba-hamba-Nyauntuk menunaikan hak Allah yang paling pertama dan utama, yaitu mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun juga. Setelah itu, Allah mengiringinya dengan perintah kedua untuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua ibu-bapak.

Di dalam ayat yang lain, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mensyukuri jasa kedua orang tuanya setelah memerintahkannya untuk mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Allah ta’ala berfirman:أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang tuamu.” [QS Luqman: 14]

Adapun dari as sunnah, Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda:أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلَاثًا. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ.وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ: أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ. قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ“Maukah kalian saya beritahukan mengenai dosa besar yang paling besar?” Kami (para sahabat) menjawab: “Ya, kami mau, wahai Rasulullaah.” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua...

Sebelumnya beliau duduk sambil bertopang, lalu beliau duduk tegak dan berkata: “Ketahuilah, ucapan dusta, ketahuilah, dan persaksian palsu.” Senantiasa beliau mengulang-ulanginya sampai-sampai kami mengatakan: “Seandainya beliau berhenti.” [HR Al Bukhari (2654) dan Muslim (87) dari Abu Bakrah radhiyallaahu ‘anhu.]

Di dalam hadits ini, Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallaam dengan jelas menyebutkan dosa mendurhakai kedua orang tua setelah dosa syirik. Ini menunjukkan betapa berbahayanya perbuatan ini karena ia termasuk ke dalam salah satu dari dosa-dosa besar.

Semakna dengan hadits di atas adalah hadits Ali bin Abi Thalibradhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda:لعن الله من لعن والده، ولعن الله من ذبح لغير الله، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير منار الأرض“Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya, Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melindungi pelaku bid’ah/kriminal, dan Allah melaknat orang yang mengubah tanda batas/tanda penunjuk arah di bumi.” [HR Muslim (1978)]

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, dan semoga Allah mengampuni segala kekurangan dan kesalahan kita di dalam berbakti kepada mereka. Aamiin...
Semoga bermanfaat....!

Mohon ta’awun menyebarkan dakwah tauhid dan sunnah ini. Moga menjadi sebab hidayah dan pemberat timbangan kebaikan kita di Hari Kiamat, insyaaAllah Ta’ala.

Alhamdulillaahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, Wa shallallaahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallaam. Walhamdulillaahirabbil'aalamiin.
Subhaanakallaahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik...

Wassallamu'allaikum..

Se'andainya..

Assalamualaikum..wr wb..
Selayanya diriku seorang bayi yang belajar meragkak dan berjalan, jatuh bangun adalah sebagai proses perjungan dan pengorbaban, demi sebuah tujuan.

Diriku sadar tempat dan tanah kelahirnya bukan diri dunia, tapi aheratlah ampung halaman dan tempat asalku.

Sedangkan tempat tingal di dunia tempat kelahiran jasad ini, yang sifat sementara.

Bila nanti waktu dan kesempatan jatah waktu ifu habis dan Alloh mencabut nyawaku, berarti berahirlah cerita tentang kehidupan duniaku, dan disitulah baru kita akan di hadapkan dengan kebidupan yang sebenar benarnya.

Tentang kebenaran firman firmaNya, saat kita di hadapkan dan dilihatkan tentang kehidupan yang sebenarnya, ia hanya menangis ata kesadaran tentang kelalayan atas waktu dan umur hanya untuk memburu dan mengejar dunia. Hingga kelalaian akan tujuan.

Itulah jasad akan di masukan ke dalam api Neraka atas kelalaian karena tidak bisa menjaga amanah..

Skedar buat renungan diri..
Semoga bermanfaat bagi si pembaca semuanya..

Wassallamu'allaikum..

Aku terjatuh

Ketika Jatuh dari ketinggian semua orang baru sadar.
Betapa perjuangan kemarin menapaki cita cita menapakkan langkah di semua jalan.

Tak perduli jalan terjal berbatu licin.
Menelusuri semua genangan lumpur kotor demi mencapai maksud.

Kadang memaksakan diri memanjat tebing kesulitan yang paling berbahaya.
Semua resiko menjadi tantangan.

Tak perduli banyak yang menilai dan menghina.
Semua itu agar cita cita cepat tercapai secepatnya.

Ketika terhempas jatuh, maka kesadaran itu mengejutkan semua orang yang memahami.
Itu semua sering terjadi.

Kadang Hal Sepele yang di remehkan EGO kejatuhan itu terjadi.

Bila kita DAI Pendakwah, kita memang mungkin pandai menasehati orang, mengkritik orang, memberikan penilaian pada orang, mengobati orang orang yang bergelut dengan warna warni corak ragam permasalahan. Serta memberikan tuntunan secara kusus menyambungkan benang tuntunan agama pada pemahaman yang di bimbing.

Hingga hati yang keras membatu menjadi lunak. Hati yang terkunci dapat terbuka.
Hati yang gelap agar terbuka semua tirai jendelanya dan cahaya hidayah mudah masuk menerangi sisi gelap duka.

Membersihkan amarah putus asa menjadi pemaaf. Tak baik kita menjadi lilin, untuk menerangi orang lain tapi membiarkan merusak diri sendiri.

Begitu seringnya kita melihat semua sahabat jatuh terhempas, maka bagaimana persiapanmu SAHABAT bila kamu adalah di angka berikutnya juga jatuh terhempas.

Tidak ada yang menyukai pahitnya JAMU,di balik pahitnya JAMU ada obat dalam kesehatanmu.
Begitu mahalnya harga sehat mulia dan bahagia.

Jangan sampai terjatuh menemukan sakit karena EGO yang mencelakakan.
Cukuplah Allah penolong bagiku.

Tidak ada Tuhan selain Dia.
Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”(At-Taubah [9]: 129)

PERJUANGAN ITU PAHIT.
Rasulullah SAW bersabda, “Surga di kelilingi dengan hal-hal yang sangat amat menyusahkan manusia,” (HR.Muslim)..

Semoga bermanfaat ya sahabat..

Wassallamu'allaikum..

Sabtu, 25 Februari 2017

BerTafakur

Assallamu'allaikum...

Bismillahirrohmannirrohimm..
Tafakur dengan tenang Raden Paku di saat senja membaca tulisan dari ayahnya dalam beberapa helai tulisan di daun lontar.
Izinkan saya menuangkannya untuk sahabat serta ikut menyelam ke dalamnya.

Muhammad berkata:“Aku adalah cermin yang dipoles oleh Allah. Di dalam diriku setiap orang melihat dirinya.” Ketika cermin dihadapkan kepada matahari maka sinar matahari akan diserap oleh cermin itu dan dipantulkannya kembali.

Andaikan cermin mampu melihat ke dalam dirinya, ia akan terkejut dan mengira bahwa dirinya-lah matahari itu karena betapa kuatnya cahaya mentari tersebut.
adalah suatu yang pasti terjadi anakku, ketahuilah ini ragam ilmu manusia, renungkan demi kasampurnaan ilmumu.

Di dunia ini, entah kapan, sakit, dan mati pasti terjadi. Maka hendaklah waspada, tidak urung kita juga akan mati, jangan lupa pada sangkan paran dumadi.

Untuk itu, di dunia ini hendaklah selalu prihatin. Agar benar benar sempurna engkau berilmu.
Kunci semua ini hanya niat ikhlas saja yang diperlukan.

Adapun ilmu manusia itu ada 2, anakku.
Yang pertama adalah ilmu kemanusiaan yang lahir dari jalan indrawi dan melalui laku kemanusiaan. Yang kedua adalah ilmu kasampurnaan yang lahir melalui pembelajaran langsung dari Sang Khalik.Ul

Untuk yang kedua ini, ia terjadi melalui 2 cara, yaitu dari luar dan dari dalam. Yang dari luar, dilalui dengan cara belajar.

Sedangkan yang dari dalam, dilalui dengan cara menyibukan diri dengan jalan ( bertafakur ).

Sedangkan tafakur memilki makna batin, yaitu sukma seorang murid yang mengambil manfaat dari suksma sejati, ialah jiwa sejati.

Sukma sejati dalam olah ngelmu memilki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan berbagai nasehat dari ahli ilmu dan ahli nalar.

Ilmu ilmu seperti itu tersimpan kuat pada pangkal sukma, bagaikan benih yang tertanam dalam tanah, atau mutiara di dasar laut.

Ketahuilah anakku, kewajiban orang hidup tidak lain adalah selalu berusaha menjadikan daya potensial yang ada di dalam dirinya menjadi suatu bentuk aksi (perbuatan) yang bermanfaat.

Sebagaimana engkau juga wajib mengubah daya potensial yang ada dalam dirimu menjadi perbuatan, melalui belajar. Sejatinya dalam belajar, sukma sang murid menyerupai dan berdekatan dgsuksma sang guru.

Sebagai yang memberi manfaat, guru laksana petani. Dan sebagai yang meminta manfaat, murid ibarat bumi atau tanah.

Anakku ketahuilah, ilmu merupakan kekuatan seperti benih atau tepatnya seperti tumbuh tumbuhan. Apabila sukma sang murid sudah matang, ia akan menjadi seperti pohon yang berbuah, atau seperti mutiara yang sudah dikeluarkan dari dasar laut.

Jika kekuatan badaniah mengalahkan jiwa, berarti murid masih harus terus menjalani laku prihatin dalam olah ngelmu dengan menyelami kesulitan demi kesulitan dan kepenatan demi kepenatan, dalam rangka menggapai manfaat.

Jika Cahaya Rasa mengalahkan macam macam indra, berarti murid lebih membutuhkan sedikit tafakur ketimbang banyak belajar. Sebab sukma yang cair atau dalam bahasa arab disebut " nafs al-qabilakan " berhasil menggapai manfaat walau hanya dengan berfikir sesaat, ketimbang proses belajar setahun yang dilakukan oleh sukma yang beku nafs al-jamid.

Jadi, engkau bisa meraih ilmu dengan cara belajar, dan bisa juga mendapatkannya dengan cara bertafakur.
Walaupun sebenarnya dalam belajar itu juga memerlukan proses tafakur.
Dan dengan tafakur engkau tahu manusia hanya bisa mempelajari sebagian saja dari seluruh ilmu dan tidak bisa semuanya.

Banyak ilmu ilmu mendasar atau yang di sebut annazhariyyah dan penemuan penemuan baru, berhasil dikuak oleh orang orang yang memilki kearifan.

Dengan kejernihan otak, kekuatan daya fikir dan ketajaman batin, mereka berhasil menguak hal hal tersebut tanpa proses belajar dan usaha pencapaian ilmu yang berlebihan.

Dengan bertafakur, manusia berhasil menguak ajaran sangkan paraning dumadi, dengan begitu terbukalah asumsi dasar dari keilmuan sehingga persoalan tidak berlarut larut dan segera tersingkap kebodohan yang menyelimuti kalbu.

Seperti telah kuberitahukan sebelumnya anakku, sukma tidak bisa mempelajari semua yang di inginkan, baik yang bersifat sebagian ( juz’i / parsial ) maupun yg menyeluruh ( kulli / universal ) dengan cara belajar.

Ia harus mempelajari dengan induksi, sebagian dengan deduksi sebagaimana umumnya manusia dan sebagian lagi dengan analogi yang membutuhkan kejernihan berfikir.

Berdasarkan hal ini, ahli ilmu terus membentangkan kaidah kaidah keilmuan.
Ketahuilah anakku. Seorang ahli ilmu tidak bisa mempelajari apa yang dibutuhkan seluruh hidupnya.

Ia hanya bisa mempelajari keilmuan umum dan beragam bentuk yang merupakan turunannya dan hal itu menjadi dasar untuk melakukan qiyas terhadap berbagi persoalan lainnya.

Begitu pula para tabib, tidaklah bisa mempelajari seluruh unsur obat obat tan untuk orang lain. Meraka hanya mempelajari gejala gejala umum. Dan setiap orang diobati menurut sifat masing masing.

Demikian juga para ahli perbintangan, mereka mempelajari hal hal umum yang berkaitan dengan bintang, kemudian berfikir dan memutuskan berbagai hukum.
Demikian juga halnya seorang ahli fikih dan pujangga.
Begitu seterusnya, imajinasi dan karsa yang indah indah berjalan. Yang satu menggunakan tafakur Sebagai alat pukul, semacam lidi, sedangkan yang lain menggunakan alat bantu lain untuk merealisasikan.

Wahai Anakku jika pintu sukma terbuka, ia akan tahu bagaimana cara bertafakur dengan benar dan selanjutnya ia bisa memahami bagaimana merealisasikan apa yg di inginkan.

Karena itu hati pun menjadi lapang, pikiran jadi terbuka dan daya potensial yang ada dalam diri akan lahir menjadi aksi (perbuatan) yang berkelanjutan dan tak mengenal lelah.

Ketahuilah anakku bahwa ilmu kasampurnaan itu ada 2 macam, yaitu..
Pertama, diberikan melalui wahyu.
Apabila sukma manusia telah sempurna, niscaya akan sirna segala sesuatu yang dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan impian semu. Sukma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan berharap manfaat serta limpahan cahayaNya.
Allah akan menyambut sukma itu secara total. Tatapan Ketuhanan memandanginya dan menjadikannya seperti papan.

Kemudian Allah akan menjadikan pena dari suKma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan tadi.
Suksma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir tanpa proses belajar maupun berfikir.
Hidupnya ilmu laduni.Dalilnya : “Dan Dialah yanh mengajarkanmu apa apa yang tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa:213).

Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan ilmu mahluk mahluk yang lain. Karena ilmu tersebut diperoleh langsung dari Allah Azzawazzalla tanpa perantara.

Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dengan kanjeng Nabi Adam. Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dengan berbagai cara mereka berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi mahluk yang paling berilmu dan mahluk paling berpengetahuan.

Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dengan seorang guru.

Malaikat bangga dan dengan besar hati mereka berkata:” padahal kami Senantisa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah:30).

Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan.

Lalu Allah ajarkan seluruh nama nama benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda benda itu jika kamu memang orang orang yang benar” (QS. Al-Baqarah:31).

Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam. Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dan besar hati, justru yang ada hanya rasa tak berdaya.
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami” (QS. Al-Baqarah:32).

Maka kepada mereka Adam di beritahukan beberapa bagian ilmu dan hal hal yang masih tersembunyi.

Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu gaib yang bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yang diperoleh dengan penglihatan langsung.

Ilmu yang diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling berilmu dan paling fasih dikalangan manusia.
Allah telah mendidiknya dengan budi pekertinya menjadi baik.

Ketahuilah anakku, Ilmu Rasul itu lebih sempurna, lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tersebut diperoleh langsung dari Sang Khalik.
Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.

Ilmu kesampurnaan disampaikan sebagai ilham yaitu peringatan sukma sejati terhadap sukma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan daya kesiapannya.

Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya.
Ilmu yang diperoleh dengan wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yang diperoleh dengan ilham itulah sejatinya ilmu kewalian.

Illmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa perantara antara sukma dan Sang Pencipta. Ilmu Kasampurnaan itu laksana secercah cahaya dari alam gaib, yang datang menerpa hati yang jernih, hampa dan lembut.

Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yang diperoleh dari sukma sejati yang terdapat dalam inti sangkan paraning dumadi dengan menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.

Ketahuilah anakku, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan suksma sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan mahluk mhluk lain.

Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar sukma sejati. Jika wahyu menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali.

Adapun ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana sukma tanpa rasa atau wali tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yang bersandar pada penglihatan ruhani.

Itulah ilmu para nabi dan wali, ketahuilah, ilmu yang diperoleh dengan wahyu hanya khusus bagi pararasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad saw dan para rasul lain. Itulah yang menbedakan antara risalah dengan nubuwwah.

Adapun nubuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas rasionalitas oleh sukma yang suci kepada orang orang yang mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu sukma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab sebab tertentu.

ilmu kasampurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali, sebagaimana dimilki Khidir a.s. Hal itu terdapat pd dalil: “Dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi:65).

Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukan lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yang pada setiap pintu terdapat seribu pintu yang lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka, dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.

Derajat seperti ini tidak bisa diterima dengan melalui ilmu kemanusiaan semata yang hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yang telah mencapai derajat tersebut telah dikarunia ilmu kasampurnaan.

Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan menyingkap tabir atau hijab yang menghalangi dirimu dengan sukma yang menjadi papan itu. Dengan demikian, sebagian rahasia dari apa apa yang tersembunyi akan ditampakan pada mu. Segenap makna yang terkandung di dalam rahasia tersebut akan terpahat pada sukmamu. Dan sukma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena dikehendakiNya.

Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan. Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidakakan menjadi seorang arif. Karena kearifan merupakan pemberian Robbul Alamiin.
Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa sajayang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar benar telah di anugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).

Hal itu karena orang orang yang berhasil mencapai ilmu kasampurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan berpayah-payah belajar. Orang yang demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit capai, banyak istirahat.

Ketahuilah anakku, setelah wahyu terputus dan sesudah pintu risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan agama.

Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan kebutuhan.
Tapi ketahuilah anakku, pintu ilham itu tidak pernah ditutup. Pancaran cahaya sukma sejati tidak pernah terputus. Karena sukma terus membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan.

Umat manusia tidak memerlukan risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari tenggelamnya mereka pada rasa was-was dan terhanyut oleh gelombang syahwat.

Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan segala sesuatu menyusun tingkatan tingkatan supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba hamba-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikendaki tanpa perhitungan.

Selesai sudah nasehatku tentang kawruh kesejatian yang kubeberkan padamu.
Hendaklah engkau bisa menggunakan sebaik mungkin. Dengan sikap takzim, Raden Paku ( Sunan Giri ) menerawang ke depan membayangkan wajah ayahandanya mengucapkan sendiri kata kata yang barusan dibacanya.

Digengamnya erat erat lembaran lontar itu, lalu didekapkan didada serasa hendak menggoreskan makna dalam hatinya.
Suatu makna dari nasehat orang suci yang tak lain adalah ayahandanya sendiri Syeh Wali Lanang / Syeh Awallul Islam ( Maulana Ishak ), lelaki suci keturunan manusia utama.
Semoga bermanfaat..

Allhamdulillah, barakallah..

Wassallam...

Sabtu, 04 Februari 2017

Untuk perempuanku

Kamu adalah perempuan yang sering aku sebut dalam doa.
Setumpuk kata tak satupun bisa menjelaskan kepada kamu, meski doa kepada tuhan seperti jadi bahasa baku..

Kamu tidak tau, rasa ini hidup seperti apa, kamu pun tidak tau, Ia bergerak dalam hatiku, berlayar sampai jantungku, hingga membawa bayang-bayangmu berkerak di pikiranku..

Entah di bait mana harus aku ungkap tentang kamu, tentang artimu di dalam aku, tentang segenap rasa yang tumbuh dalam tanah hatiku.

Kamu tidak tau, seperti apa kamu berputar-putar di dalam kepalaku, kamu tidak tau, bahwa aku bersungguh bila tentang kamu, meresapi setiap waktu, meski menunggu berjarak rindu...

Di depanmu aku menaruh sebagian nafasku, entah sebagai pengisimu, atau pula sebagai yang tertolak.

Maka berserah padamu adalah penentuan arahku, untuk memenangkan hatimu, atau sekedar menjadi seorang perindu.

Sudahlah, biar waktu yang mengingatkanmu, dan sekarang bermain lah dalam perasaanku..
Hanya ketahuilah, perempuanku, bahwa jika bukan dengan kamu, belum tentu bisa sebahagia ini aku...

Kemarin, aku pernah hampir menyerah memperjuangkanmu, darah pengorbananku tumpah di tanah hatimu, mereka gugur, tanpa perisai bertulis namamu.

Namun tidak seremeh itu aku ingin memenangkanmu, di namamu, aku ingin menciptakan masa depanku.

Percayalah, dalam suka dan dukaku, aku ingin menjagamu dan akan aku pastikan, kamu lah perempuanku...

Semuanya karna allah, insyallah....

JIKA NANTI, kau menjadi istriku!

Assallamu'allaikum...
Biismillaahirrahmanirrohiim...
Washalatu was salaamu ‘alaa Rasulillaah, amma ba’du, Ikhwany wa Akhwaty fillaah waffaqaniyallaahu wa iyyakum jami’an.

Jika nanti kamu menjadi seorang istri, lalu melihat suamimu pulang dengan wajah kusam.
Jangan tanya ini tanya itu,
jangan ucapkan ‘kenapa’, ‘ada apa’, ‘punya masalah apa’.

Mengertilah, solusi bagi seorang lelaki hanyalah menyendiri. Cukup sediakan teh manis dan tersenyum, atau selimuti hangat agar dia bisa tenang.

Dan begitu pula pria yang kelak menjadi suami, pahamilah bahwa seorang perempuan justru sebaliknya.
Selalu ingin didengarkan setiap kali ada masalah.

.Yah.. Biarkanlah ia menceritakan semua masalahnya. Cukuplah bagimu setia mendengarnya, meski tidak dapat memberikan solusi. Jangan biarkan ia menjadi istri yang banyak bicara kepada teman-temannya, tetangga, atau ibu-ibu di majlis ta’lim, cukup dirimu saja yang tahu.

Para istri yang banyak bicara, entah gosip atau obrolan biasa, adalah korban dari suaminya yang tak mendengarkan keluh kesahnya.
Jika Nanti kamu menjadi seorang istri, wajar jika kamu meminta suamimu untuk membantu pekerjaanmu.

Tapi satu-satu saja, jangan memintanya membeli kebutuhan rumah, menjemput anak, atau memperbaiki atap yang bocor secara bersamaan.

Lelaki itu butuh fokus, tidak seperti perempuan yang bisa menyelesaikan seabrek pekerjaan dalam satu waktu. Dan jika kamu jadi suami, fahamilah, meski tinggal di rumah, tapi pekerjaan seorang istri amatlah banyak.

Janganlah buru-buru memarahinya jika ada gelas yang belum dicuci misalnya. Mungkin saja ia lelah karena seharian mengurus sisi lain rumah dan mendidik anakmu.

Saling mengertilah, kalian dapat bekerja sama, bukan..? Jika nanti kamu menjadi istri.
Ku sarankan jangan membandingkan keadaan kalian dengan orang lain.
‘Mas, tetangga kita udah beli mobil baru lho’.
Tahukah?,
Seorang lelaki, mendengar kata-kata seperti itu bagai diinjak-injak harga dirinya.
Yang terjadi, bukan memotivasi untuk kaya, tapi justru melemahkan semangatnya.

Bersabarlah, lebih baik katakan ini,
“Mas, gak apa apa deh tetangga sebelah punya mobil baru, yang penting aku masih punya kamu Mas.” Uwih, ge-er seorang lelaki, itu bagai sumbu yang mengobarkan semangatnya.

Jangan heran, gombalanmu akan membuatnya semangat memberi hadiah mobil mewah untukmu. Dan yang kelak menjadi suami, janganlah melarang istrimu jika hendak mengunjungi ibu dan ayahnya.

Berpuluh-puluh tahun mereka merawat dirinya, dan belum sempat membalas budi, ia telah memilih dirimu yang hanya orang asing untuk menyerahkan segala bakti dan setia berjuang bersamamu.
Bila perlu, kalian bisa bersama-sama mengunjungi mereka.

Nah, jika sekarang masih jomblo, maka fokuslah memperbaiki diri menjadi pasangan terbaik. Usahlah ikuti cara mereka yang disana, belum mampu menjadi orang tua tapi sudah bersapa ‘Abi-Ummi’.

Belum faham jadi pasangan baik tapi sudah bersapa ‘Mamah-Papah’. Belum halal lagi.
Maka berdoalah. Semoga Allah beri keberkahan dalam biduk rumah tangga kita kelak. Aamiin..

Yaa Allah..
Tuntunlah langkah ini, agar kelak mampu, menjadi isuami dan ayah terbaik. Lalu jumpai hamba, dengan seseorang yang sedang ikhtiar untuk menjadi perempuan sekaligus istri terbaik. Aamiin ya mujibassailiin....

Semoga bermanfaat....!
Mohon ta’awun menyebarkan dakwah tauhid dan sunnah ini. Moga menjadi sebab hidayah dan pemberat timbangan kebaikan kita di Hari Kiamat, insyaaAllah Ta’ala.

Alhamdulillaahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, Wa shallallaahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallaam. Walhamdulillaahirabbil'aalamiin subhaanakallaahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik..

Wassallamu'allaikum..